Thursday, April 29, 2010

Erti cinta, rindu dan cemburu dlm Islam..

Banyak orang berbicara tentang masalah ini tapi tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Atau tidak menjelaskan batasan-batasan dan maknanya secara syar’i. Dan kapan seseorang itu keluar dari batasan-batasan tadi. Dan seakan-akan yang menghalangi untuk membahas masalah ini adalah salahnya pemahaman bahwa pembahasan masalah ini berkaitan dengan akhlaq yang rendah dan berkaitan dengan perzinahan, perkataan yang keji. Dan hal ini adalah salah. Tiga perkara ini adalah sesuatu yang berkaitan dengan manusia yang memotivasi untuk menjaga dan mendorong kehormatan dan kemuliaannya. Aku memandang pembicaraan ini yang terpenting adalah batasannya, penyimpangannya, kebaikannya, dan kejelekannya. Tiga kalimat ini ada dalam setiap hati manusia, dan mereka memberi makna dari tiga hal ini sesuai dengan apa yang mereka maknai.

Cinta (Al-Hubb)

Cinta yaitu Al-Widaad yakni kecenderungan hati pada yang dicintai, dan itu termasuk amalan hati, bukan amalan anggota badan/dhahir. Pernikahan itu tidak akan bahagia dan berfaedah kecuali jika ada cinta dan kasih sayang diantara suami-isteri. Dan kuncinya kecintaan adalah pandangan. Oleh karena itu, Rasulullah Sawmenganjurkan pada orang yang meminang untuk melihat pada yang dipinang agar sampai pada kata sepakat dan cinta, seperti telah kami jelaskan dalam bab Kedua.

Sungguh telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Nasa’i dari Mughirah bin Su’bah r.a berkata : “Aku telah meminang seorang wanita”, lalu Rasulullah Sawbertanya kepadaku : “Apakah kamu telah melihatnya ?” Aku berkata : “Belum”, maka beliau bersabda : “Maka lihatlah dia, karena sesungguhnya hal itu pada akhirnya akan lebih menambah kecocokan dan kasih sayang antara kalian berdua”

Sesungguhnya kami tahu bahwa kebanyakan dari orang-orang, lebih-lebih pemuda dan pemudi, mereka takut membicarakan masalah “cinta”, bahkan umumnya mereka mengira pembahasan cinta adalah perkara-perkara yang haram, karena itu mereka merasa menghadapi cinta itu dengan keyakinan dosa dan mereka mengira diri mereka bermaksiat, bahkan salah seorang diantara mereka memandang, bila hatinya condong pada seseorang berarti dia telah berbuat dosa.

Kenyataannya, bahwa di sini banyak sekali kerancuan-kerancuan dalam pemahaman mereka tentang “cinta” dan apa-apa yang tumbuh dari cinta itu, dari hubungan antara laki-laki dan perempuan. Dimana mereka beranggapan bahwa cinta itu suatu maksiat, karena sesungguhnya dia memahami cinta itu dari apa-apa yang dia lihat dari lelaki-lelaki rusak dan perempuan-perempuan rusak yang diantara mereka menegakkan hubungan yang tidak disyariatkan. Mereka saling duduk, bermalam, saling bercanda, saling menari, dan minum-minum, bahkan sampai mereka berzina di bawah semboyan cinta. Mereka mengira bahwa ‘cinta’ tidak ada lain kecuali yang demikian itu. Padahal sebenarnya tidak begitu, tetapi justru sebaliknya.

Sesungguhnya kecenderungan seorang lelaki pada wanita dan kecenderungan wanita pada lelaki itu merupakan syahwat dari syahwat-syahwat yang telah Allah hiaskan pada manusia dalam masalah cinta. Artinya Allah menjadikan di dalam syahwat apa-apa yang menyebabkan hati laki-laki itu cenderung pada wanita, sebagaimana firman Allah Swt :

["Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak,..."] Ali-’Imran : 14

Allah lah yang menghiasi bagi manusia untuk cinta pada syahwat ini, maka manusia mencintainya dengan cinta yang besar, dan sungguh telah tersebut dalam hadits bahwa Nabi Saw bersabda :

["Diberi rasa cinta padaku dari dunia kalian : wanita dan wangi-wangian dan dijadikan penyejuk mataku dalam sholat"] HR Ahmad, Nasa’i, Hakim dan Baihaqi.

Andaikan tidak ada rasa cinta lelaki pada wanita atau sebaliknya, maka tidak ada pernikahan, tidak ada keturunan dan tidak ada keluarga. Namun, Allah Swt tidaklah menjadikan lelaki cinta pada wanita atau sebaliknya supaya menumbuhkan diantara keduanya hubungan yang diharamkan, tetapi untuk menegakkan hukum-hukum yang disyari’atkan dalam bersuami isteri, sebagaimana tercantum dalam hadits Ibnu Majah, dari Abdullah bin Abbas r.a berkata : telah bersabda Rasulullah Saw:

["Tidak terlihat dua orang yang saling mencintai, seperti pernikahan"]

Dan agar orang-orang Islam menjauhi jalan-jalan yang rusak atau keji, maka Allah telah menyuruh yang pertama kali agar menundukan pandangan, karena ‘pandangan’ itu kuncinya hati, dan Allah telah haramkan semua sebab-sebab yang mengantarkan pada fitnah, dan kekejian, seperti berduaan dengan orang yang bukan mahramnya, bersenggolan, bersalaman, berciuman antara lelaki dan wanita, karena perkara ini dapat menyebabkan condongnya hati. Maka bila hati telah condong, dia akan sulit sekali menahan jiwa setelah itu, kecuali yang dirahmati Allah Swt.

Bahwa Allah tidak akan menyiksa manusia dalam kecenderungan hatinya. Akan tetapi manusia akan disiksa dengan sebab jika kecenderungan itu diikuti dengan amalan-amalan yang diharamkan. Contohnya : apabila lelaki dan wanita saling pandang memandang atau berduaan atau duduk cerita panjang lebar, lalu cenderunglah hati keduanya dan satu sama lainnya saling mencinta, maka kecondongan ini tidak akan menyebabkan keduanya disiksanya, karena hal itu berkaitan dengan hati, sedang manusia tidak bisa untuk menguasai hatinya. Akan tetapi, keduanya diazab karena apa yang dia lakukan. Dan karena keduanya melakukan sebab-sebab yang menyampaikan pada ‘cinta’, seperti perkara yang telah kami sebutkan. Dan keduanya akan dimintai tajawab, dan akan disiksa juga dari setiap keharaman yang dia perbuat setelah itu.

Adapun cinta yang murni yang dijaga kehormatannya, maka tidak ada dosa padanya, bahkan telah disebutkan olsebagian ulama seperti Imam Suyuthi, bahwa orang yang mencintai seseorang lalu menjaga kehormatan dirinya dan dia menyembunyikan cintanya maka dia diberi pahala, sebagaimana akan dijelaskan dalam ucapan kami dalam bab ‘Rindu’. Dan dalam keadaan yang mutlak, sesungguhnya yang paling selamat yaitu menjauhi semua sebab-sebab yang menjerumuskan hati dalam persekutuan cinta, dan mengantarkan pada bahaya-bahaya yang banyak, namun …..sangat sedikit mereka yang selamat.

Rindu (Al-’Isyq)

Rindu itu ialah cinta yang berlebihan, dan ada rindu yang disertai dengan menjaga diri dan ada juga yang diikuti dengan kerendahan. Maka rindu tersebut bukanlah hal yang tercela dan keji secara mutlak. Tetapi bisa jadi orang yang rindu itu, rindunya disertai dengan menjaga diri dan kesucian, dan kadang-kadang ada rindu itu disertai kerendahan dan kehinaan.

Sebagaimana telah disebutkan, dalam ucapan kami tentang cinta maka rindu juga seperti itu, termasuk amalan hati, yang orang tidak mampu menguasainya. Tapi manusia akan dihisab atas sebab-sebab yang diharamkan dan atas hasil-hasilnya yang haram. Adapun rindu yang disertai dengan menjaga diri padanya dan menyembunyikannya dari orang-orang, maka padanya pahala, bahkan Ath-Thohawi menukil dalam kitab Haasyi’ah Marakil Falah dari Imam Suyuthi yang mengatakan bahwa termasuk dari golongan syuhada di akhirat ialah orang-orang yang mati dalam kerinduan dengan tetap menjaga kehormatan diri dan disembunyikan dari orang-orang meskipun kerinduan itu timbul dari perkara yang haram sebagaimana pembahasan dalam masalah cinta.

Makna ucapan Suyuthi adalah orang-orang yang memendam kerinduan baik laki-laki maupun perempuan, dengan tetap menjaga kehormatan dan menyembunyikan kerinduannya sebab dia tidak mampu untuk mendapatkan apa yang dirindukannya dan bersabar atasnya sampai mati karena kerinduan tersebut maka dia mendapatkan pahala syahid di akhirat. Hal ini tidak aneh jika fahami kesabaran orang ini dalam kerinduan bukan dalam kefajiran yang mengikuti syahwat dan dia bukan orang yang rendah yang melecehkan kehormatan manusia bahkan dia adalah seorang yang sabar, menjaga diri meskipun dalam hatinya ada kekuatan dan ada keterkaitan dengan yang dirindui, dia tahan kekerasan jiwanya, dia ikat anggota badannya sebab ini di bawah kekuasaannya. Adapun hatinya dia tidak bisa menguasai maka dia bersabar atasnya dengan sikap afaf (menjaga diri) dan menyembunyikan kerinduannya sehingga dengan itu dia mendapat pahala.

Cemburu (Al-Ghairah)

Cemburu ialah kebencian seseorang untuk disamai dengan orang lain dalam hak-haknya, dan itu merupakan salah satu akibat dari buah cinta. Maka tidak ada cemburu kecuali bagi orang yang mencintai. Dan cemburu itu termasuk sifat yang baik dan bagian yang mulia, baik pada laki-laki atau wanita.

Ketika seorang wanita cemburu maka dia akan sangat marah ketika suaminya berniat kawin dan ini fitrah padanya. Sebab perempuan tidak akan menerima madunya karena kecemburuannya pada suami, dia senang bila diutamakan, sebab dia mencintai suaminya. Jika dia tidak mencintai suaminya, dia tidak akan peduli (lihat pada bab I). Kita tekankan lagi disini bahwa seorang wanita akan menolak madunya, tetapi tidak boleh menolak hukum syar’i tentang bolehnya poligami. Penolakan wanita terhadap madunya karena gejolak kecemburuan, adapun penolakan dan pengingkaran terhadap hukum syar’i tidak akan terjadi kecuali karena kelalaian dan kesesatan. Adapun wanita yang shalihah, dia akan menerima hukum-hukum syariat dengan tanpa ragu-ragu, dan dia yakin bahwa padanya ada semua kebaikan dan hikmah. Dia tetap memiliki kecemburuan terhadap suaminya serta ketidaksenangan terhadap madunya.

Kami katakan kepada wanita-wanita muslimah khususnya, bahwa ada bidadari yang jelita matanya yang Allah Swt jadikan mereka untuk orang mukmin di sorga. Maka wanita muslimat tidak boleh mengingkari adanya ‘bidadari’ ini untuk orang mukmin atau mengingkari hal-hal tersebut, karena dorongan cemburu. Maka kami katakan padanya :

* Dia tidak tahu apakah dia akan berada bersama suaminya di surga kelak atau tidak.
* Bahwa cemburu tidak ada di surga, seperti yang ada di dunia.
* Bahwasanya Allah Swt telah mengkhususkan juga bagi wanita dengan kenikmatan-kenikmatan yang mereka ridlai, meski kita tidak mengetahui secara rinci.

Surga merupakan tempat yang kenikmatannya belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terbetik dalam hati manusia, seperti firman Allah Swt

["Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan"] As-Sajdah : 17

Oleh karena itu, tak seorang pun mengetahui apa yang tersembunyi bagi mereka dari bidadari-bidadari penyejuk mata sebagai balasan pada apa-apa yang mereka lakukan. Dan di sorga diperoleh kenikmatan-kenikmatan bagi mukmin dan mukminat dari apa-apa yang mereka inginkan, dan juga didapatkan hidangan-hidangan, dan akan menjadi saling ridho di antara keduanya sepenuhnya. Maka wajib bagi keduanya (suami-isteri) di dunia ini untuk beramal sholeh agar memperoleh kebahagiaan di sorga dengan penuh kenikmatan dan rahmat Allah Swt yang sangat mulia lagi pemberi rahmat.

Adapun kecemburuan seorang laki-laki pada keluarganya dan kehormatannya, maka hal tersebut ‘dituntut dan wajib’ baginya karena termasuk kewajiban seorang laki-laki untuk cemburu pada kehormatannya dan kemuliaannya. Dan dengan adanya kecemburuan ini, akan menolak adanya kemungkaran di keluarganya. Adapun contoh kecemburuan dia pada isteri dan anak-anaknya, yaitu dengan cara tidak rela kalau mereka telanjang dan membuka tabir di depan laki-laki yang bukan mahramnya, bercanda bersama mereka, hingga seolah-olah laki-laki itu saudaranya atau anak-anaknya.

Anehnya bahwa kecemburuan seperti ini, di jaman kita sekarang dianggap ekstrim-fanatik, dan lain-lain. Akan tetapi akan hilang keheranan itu ketika kita sebutkan bahwa manusia di jaman kita sekarang ini telah hidup dengan adat barat yang jelek. Dan maklum bahwa masyarakat barat umumnya tidak mengenal makna aib, kehormatan dan tidak kenal kemuliaan, karena serba boleh (permisivisme), mengumbar hawa nafsu kebebasan saja. Maka orang-orang yang mengagumi pada akhlaq-akhlaq barat ini tidak mau memperhatikan pada akhlaq Islam yang dibangun atas dasar penjagaan kehormatan, kemuliaan dan keutamaan.

Sesungguhnya Rasulullah Saw telah mensifati seorang laki-laki yang tidak cemburu pada keluarganya dengan sifat-sifat yang jelek, yaitu ‘Dayyuuts’. Sungguh ada dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabraani dari Amar bin Yasir r.a, serta dari Al-Hakim, Ahmad dan Baihaqi dari Abdullah bin Amr r.a, dari Nabi Saw bahwa ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga yaitu peminum khomr, pendurhaka orang tua dan dayyuts. Kemudian Nabi menjelaskan tentang dayyuts, yaitu orang yang membiarkan keluarganya dalam kekejian atau kerusakan, dan keharaman.

KAU AKU BERBEZA, KAU AKU ISTIMEWA

LELAKI: Lelaki bujang kena tanggung dosa sendiri apabila sudah baligh manakala dosa gadis bujang ditanggung oleh bapanya. Lelaki berkahwin kena tanggung dosa sendiri, dosa isteri, dosa anak perempuan yang belum berkahwin dan dosa anak lelaki yang belum baligh.
BERATKAN?: Hukum menjelaskan anak lelaki kena bertanggung jawab ke atas ibunya dan sekiranya dia tidak menjalankan tanggung jawabnya maka dosa baginya terutama anak lelaki yang tua, manakala perempuan tidak, perempuan hanya perlu taat kepada suaminya. Isteri berbuat baik pahala dapat kepadanya kalau buat tak baik dosanya ditanggung oleh suaminya.
BERATKAN??: Suami kena bagi nafkah pada isteri, ini wajib tapi isteri tidak. Walaupun begitu isteri boleh membantu.. Haram bagi suami bertanya pendapatan isteri lebih-lebih lagi menggunakan pendapatan isteri tanpa izin ini. Banyak lagi lelaki lebih-lebih lagi yang bergelar suami perlu tanggung. Kalau nak dibayangkan beratnya dosa-dosa yang ditanggungnya seperti gunung dengan semut.. Itu sebabnya mengikut kajian nyawa orang perempuan lebih panjang daripada lelaki. Lelaki mati cepat kerana tak larat dengan beratnya dosa-dosa yang ditanggung (ikut kajian laa..) Tetapi orang lelaki ada keistimewaannya yang dianugerah oleh Allah SWT. Ini orang lelaki kena tahu, kalau tak tahu kena jadi perempuan. Begitulah kira-kiranya.

WANITA: Auratnya lebih susah dijaga berbanding lelaki. Perlu meminta izin dari suaminya apabila mahu keluar rumah tetapi tidak sebaliknya. Saksinya kurang berbanding lelaki. Menerima pusaka kurang dari lelaki. Perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak. Wajib taat kepada suaminya tetapi suami tak perlu taat pada isterinya. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri. Wanita kurang dalam beribadat kerana masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.
Pernahkah kita lihat sebaliknya??: Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang tersorok dan selamat. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar bersepah-sepah bukan? Itulah bandingannya dengan seorang wanita. Wanita perlu taat kepada suami tetapi lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama dari bapanya . Bukankah ibu adalah seorang wanita ? Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki tetapi harta itu menjadi milik peribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya , manakala lelaki menerima pusaka perlu menggunakan hartanya untuk menyara isteri dan anak-anak. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi setiap saat dia didoakan oleh segala haiwan, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di mukabumi ini, dan matinya jika kerana melahirkan adalah syahid kecil. Manakala dosanya diampun ALLAH (dosa kecil).

Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita :
1. ibunya ,
2. isterinya ,
3.anak perempuannya , dan
4. saudara perempuannya.

Manakala seorang wanita pula, tanggungjawab terhadapnya ditanggung oleh 4 org lelaki ini :
1. suaminya,
2. ayahnya,
3. anak lelakinya dan
4. saudara lelakinya .

Seorang wanita boleh memasuki pintu Syurga melalui mana-mana pintu Syurga yg disukainya cukup dengan 4 syarat sahaja :
1. sembahyang 5 waktu
2. puasa di bulan Ramadhan
3. taat suaminya dan
4. menjaga kehormatannya .

Seorang lelaki perlu pergi berjihad fisabilillah tetapi wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH akan turut menerima pahala seperti pahala orang pergi berperang fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata. MasyaALLAH.. .sayangnya ALLAH pada wanita .... Seorang wanita adalah pelengkap dan sememangnya istimewa di sisi seorang lelaki , tetapi ingatlah wahai lelaki...kamu sebenarnya adalah istimewa disisi Allah, maka dengan sebab itu DIA mengangkat kamu menjadi pemimpin...maka dengan keistimewaan itu, JAGALAH dan HARGAILAH wanita sebaik-baiknya. ..supaya kelak masing2 lelaki dan wanita dapat pulang mengadap Allah dalam keadaan istimewa disisiNYA..

"Berpeganglah kamu sekelian dengan tali Allah dan janganlah kamu berpecah-belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu, seketika kamu bermusuh-musuhan telah dipersatukanNya hati kamu semuanya, sehingga dengan segera kamu telah menjadi bersaudara dengan sebab nikmatNya.(Ali- Imran:103)

Pada hari itu (hari qiamat) manusia diberitahu akan segala yang telah dikerjakannya dan yang telah ditinggalkan. Bahkan manusia itu, anggotanya menjadi saksi terhadap dirinya sendiri, walaupun dia berperi-peri memberikan alasan untuk membela diri "

Friday, April 2, 2010

Renung-renungkan, selamat beramal...

menyorot dahsyatnya mitos cinta meracuni pemikiran generasi muda hari ini,pelbagai maksiat menular di sana sini. gadis hilang harga diri. pemuda meratah dara sesuka hati. anak pungut merata-riti. ah,sekotor inikah cinta anak muda?tidak! cinta tidak kotor bahkan suci sekudus embun pagi. tangan manusialah yg megotorinya.

ADUHAI PEMUDA YANG HANGAT BECINTA!

Bukankah Allah menyediakan jalan halal buat menyuburkan cinta yg sedang mekar antaramu dengan si dia? Kenapa tidak nikah sahaja? Boleh khalwat lama-lama. “ingat nikah tu senang ke?!” munkin ini persoalannya. Munkin ini yg membelangu anak muda yg sedang bercinta. Sama ada jawapannya senang atau susah, setiap pasangan yg jatuh hati perlu ada niat untuk memilih jalan halal lagi diberkati ini. Niat yg bersih berperanan mengawal diri agr terhindar dari lembah zina terkutuk dan segala perkara yg menghampirinya. Apa yg dinamakan cinta lelaki dan perempuan asing hanya boleh dinikmati selepas berumah tangga. Ingat tu! Kunasihatkan diriku jua dirimu hai muda-mudi, dalam urusan jodoh, apa pun keputusan buatlah sebagaimana yg dianjrkan oleh syarak dengan jalan istikharah dan musyawarah(berbincang). Andai di sana Nampak keserasian,usah terlalu fikirkan masalah,berfikirlah dengan optimis. Ambil langkah yg diizinkan Allah seterusnya iaitu dgn berkhitbah (bertunag) dan salin setia pda janji syarak yg dibina. Awas! Hindari segala perkara yg menghampiri zina lagi tidak diredhai-Nya.

KHUSUS BUAT MUDA MUDI YANG SEDANG DILAMUN CINTA

Penulis ingin berbicara dgn muda-mudi yg sedang lepas dlam lautan cinta. Teristimewa buat mereka yg tidak meletakkn nikah sebagai priority sekarang, demi untk meneruskan belajar atau bekerja atau mengejar cita-cita. Seringkali bila ditanya pada syabab (pemuda) tentang kenapa tidak segera berzaujah(menikah),mreka amat risaukan masih tk mempunyai pekerjaan tetap. Sedangkan ada hadis yg mana nabi berpesan agar menyegerakan nikah bagi yg sudah bertemu calonnya. Pemuda selalunya bimbang jika tak mampu memberi nafkah kpd bakal bidadari dan seluruh isi rumahnya nanti. Factor ekonomi amatlh membebankan benak mereka. Betulkah ya syabab? Kerisauan ini lumrah..ia lahir dari kesedaran bahawa perkahwinan ini bukan suka-suka tai penuh tanggungjawab. Sesetengah orang membuat perhitungan hidup secara sistematik,contohnya jika seorg memerlukan biaya RM1000 mka dua org memerlukan RM 2000. Hidup sendiri pun sukar dibiayai apatah lagi membiayai hidup org lain? Factor ini membuatkn sang pemuda takut berkahwin. Gambaran seperti ini semakin memberat apabila hidup dikuasai berhala bernama materialism. Apatah lagi masyarakat terlalu meletakkn ukuran materialisme dlm menjalani hidup. Al-quran mengecam keyakinan materialistic seperti ini dan menyuruh kita berfikirn optomis. Lihatlah Allah memberi berita gembira berupa kecukupan kehidupan bagi pasangan yg berkahwin :

“ dan nikahkanlah orang yang sendirian di antara kamu, dan org-org yg layak nikah di antara hamba-hamba sahayamu yg perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya,dan Allah maha luas pemberian-Nya lagi maha menegetahui”.(An-nur:32)

Nah ini jaminan Allah. Jaminan siapa yg lebih patut dipercayai? Umar al-khattab, shabat agung, pernah berkata sebagaimana dikutip dari al-Qurtubhi: “ saya sngt tkjub & hairan dgn org-org yg tidak mahu bernikah krn takut miskin,dan tidak mahu mencari kekayaan melalui perkahwinan,padahal Allah tlh menjaminnya”.

Nabi Muhammad s.a.w juga memberi gambaran yg parktikal. Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah r.a.: “makanan dua org dpat mencukupi tiga org, dan makanan tiga org dapat mencukupi empat orang”.(riwayat bukhari dan muslim).

Tidak hairan lah ibnu mas’ud pernah berkata,”carilah kekayaan dan rezeki melalui pernikahan,” kemudian beliau membaca firman Allah dlm surah an-nur, ayat 32.

Apalagi, sama-sama hapuskan berhala materialism dlam hati dan fikiran.

BUAT KAUM HAWA,

Yakin dan percayalah pd insan yg tlh ditunjukkan Allah dlam istikhrahmu walau apapun keadaannya pada masa ini,asalkan baik agamanya. Samada dis masih belajr atau masih bertukar-tukar kerja, percyalah padanya.

BUAT SYABAB,

Rezeki Allah amat luas, jangan dirisaukan sangat. Walaupun sesuatu pekerjaan itu tidak terpandeang disisi masyarakat contohnya bekerja sendiri namun terakam mulia dalam hadis Rasulullah s.a.w. beliau bersabda:” pekerjaan yang terbaik adalah usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan semua penjual beli yang baik”. (riwayat Ahmad,Baihaqi dan lain-lain). Jika kerisauan untuk menikah disebabkan faktor orang tua, berbincanglah dengan mereka penuh hikmah. Hati mereka milik Allah, dipengang Allah dan boleh dilunakkan oleh Allah dalam skelip mata. Ianya mnuntut doa, kesungguhan dan keberanian. Orang tua akan cair jua degn kebaikan krn mereka lah insane yg paling inginkn kebaikan unk seorang anak. Jika terubat segala kerisauan dan tertanam kukuh sebuah keyakinan maka laksanakanlah khitbah(pertunangn). Selama tempoh khitbah, berkongsilah apa yg dirasakan mustahak dan tidak terlalu kerap berhubung untuk menjaga kesucian ikatan. Tempoh itu sesunghnya sangt menguji. Pastikan ikatan itu terjaga dari kelalaian dan segala perbuatan yg menghampiri zina. Laksanakanlah ikatan dengan mana yg paling memudahkan lelaki. Aishah r.a. mnjelaskan,”sesungguhnya di antara keberkatan wanita ialah kemudahan pemingannya dan kemudahan maharnya”.(riwayat ahmad).


OH, KAUM HAWA!

Tidakkah kamu mahu menjadi wanita yang berkat?oh, mudah kawin itu rupanya jika ikut agama! Apa tunggu lagi wahai yang dah berpunya? Pilihlah untuk berkahwin. Takutlah pada Allah melebihi takutmu pada segala persoalan di benakmu. Yakinlah pada Allah. Berdoalah pada-Nya agar dipermudahkan nikah buatmu.
“ wahai para pemuda, siapa yang mampu, berkahwinlah! Sesungguhnya ia mnundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Siapa yang tidak mampu maka berpuasalah.”(riwayat Bukhari)
Catatan Fatimah Syarha Noordin (solusi isu perdana).